Sunday, January 17, 2010

What? HourSally? I didn't catch that

Suatu hari di Sour Sally PVJ

Diza: Mas, yg small yah, topping nya mochi.
Mas2: Iya, atas nama siapa ya?
Diza: Diza
Mas2: Siapa? Giza?
Diza: Diza mas. D D D Diza
Mas2: Aduh, siapa?
Diza: Delta India Zebra Alfa
Mas2: Kepanjangan kak..
Diza: Diza. D D D. Delta
Mas2: Oooh. Delta. Oke, Kak Delta, silahkan ditunggu ya. Nanti saya panggil.
Diza: -_-

Beberapa menit kemudian, mas2 itu manggil2 nama DELTA untuk ngasih pesenan, dan saya ga nyadar agak lama. Ya iyalah! Siapa juga yang ngerasa dipanggil DELTA!

He's just not that into me?

Saya gatau. Saya seperti memaksakan keendak saya sendiri. Seperti memaksakan harapan saya sendiri. Dan ketika tidak tercapai saya jadi kesel sendiri. Sepertinya berusaha sudah, berdoa sudah. Bertawakal? Menyerahkan apapun hasil akhirnya kepada Allah? Itulah yang susah. Padahal Allah lah yang Maha tahu mana yang terbaik untuk kita. Tapi kenapa kadang2 manusia kaya saya malah sok tau?

Thursday, January 14, 2010

Pagi Ini

Mereka adalah kedua anakku. Magenta, gadis kecil yang kini genap berumur 6 tahun dan kakaknya Ragasha, 5 tahun lebih tua dari Magenta, yang akhir-akhir ini selalu pulang lebih sore karena bermain sepak bola dulu di sekolah bersama teman-temannya. Aku dan ayahnya kadang memarahinya. Karena dia sekarang duduk di bangku kelas 6. Seharusnya dia mengurangi waktu bermain dan menambah persiapan untuk ujian akhir. Tapi kupikir, ya sudahlah. Aku tahu Raga selalu belajar setelah dia sholat Maghrib.

***

Hari ini merupakan hari yang berarti bagi Magenta. Dia sangat menunggu-nunggu hari ini. Setiap malam sebelum tidur dia selalu bertanya, "Bu, seragam merah putih aku udah Ibu setrika lagi belum?". Aku tersenyum dan mengangguk, meyakinkan dia kalau seragamnya sudah kugantung dengan rapi di lemari. Setiap hari Magenta selalu mencoba seragamnya. Sambil memakai tas ransel, sepatu hitam, dengan kaos kaki putih berenda, ia suka pura-pura sedang di sekolah. Dia menirukan bunyi bel, lalu dia bergegas lari ke kamarku, seolah-olah kamarku adalah kelasnya. "Bu Guru, hari ini belajar apa?", kata-kata itu keluar dari mulut kecilnya. Aku geli melihat tingkah lakunya yang begitu bersemangat untuk merasakan bangku sekolah dasar. Akankah aku melihat semangatnya yang sama seperti ini 10 tahun yang akan datang? Di saat dia SMA? Akankah semangatnya terus tinggi seperti ini?

Di meja makan pagi hari ini. Raga melahap roti isi telur buatanku sambil membuka buku catatannya. "Hari ini ada ulangan ya Ga?", tanyaku. "Hmmm", Raga hanya menggelengkan kepala. Setelah ia mengunyah habis makanan di mulutnya ia pun menjawab, "Ini kan hari pertama masuk kelas 6 Bu.. Masa langsung ulangan..". Aku pun jadi malu sendiri. Benar apa yang dikatakan Raga. Duh, aku kok kaya orang yang nggak mikir sih, pikirku sambil sibuk menyisir rambut Magenta dan memakaikan pita kecil cantik di kepalanya, "Bu, ibu nganterin aku sampe masuk kelas kan?". "Mungkin cuma sampai gerbang Ta.. Dulu sih kakak kamu cuma ibu anter sampe gerbang, abis Ibu gak dibolehin masuk sama satpamnya..". Wajah magenta mendadak lesu, lalu ia menatapku dengan tatapan "puppy eyes". "Ntar aku yang anterin kamu nyampe kelas kok Ta.. Manja banget sih..", aku terharu mendengar Raga berkata seperti itu. Bagiku Raga sudah menjadi kakak yang sangat baik bagi Magenta. "Asiiiik! Beneran yah, kak! Aku kan takut salah masuk kelas nanti.. Terus nanti kita upacara ya kak? Aku upacara baris di belakang kakak yah!"
"Ya nggalah! Kita kan beda kelas. Apalagi kamu masih kelas 1, barisnya pasti jauh sama kakak."
Wajah Magenta kembali lesu. Aduh, kenapa sayang? Kenapa kamu begitu khawatir untuk sekolah? Padahal hari ini hari yang kamu tunggu-tunggu. Padahal setiap hari kamu selalu "berlatih" untuk hari ini. Tapi kemana senyummu sayang? Kemana semangatmu?
Apakah kau memang sudah mengetahui? Kalau Ibu selalu sedih setiap melepas anak-anaknya pergi ke sekolah. Akankah hari-harimu menyenangkan? Akankah kamu membenci pelajaran-pelajaran hitungan seperti Ibu? Akankah guru-guru di sekolahmu mengajarkanmu seperti Ibumu mengajari hal-hal sederhana di rumah? Akankah sekolah merampas kehidupan anak-anakku? Akankah semua pelajaran-pelajaran di sekolah yang setiap hari semakin sulit mengurangi kreatifitasmu? Akankah sekolah merenggut anakku dari pelukanku?
Memang tidak sejauh itu. Dan sekolah tidak senegatif itu. Beginilah pendidikkan di Indonesia. Semua dipelajari. Dari mulai hal dasar seperti tenggang rasa, sampai siapa penemu atom, apa kerajaan pertama di Indonesia, apa itu kecepatan, "Aku ini binatang jalang", tabel periodik H, Li, Na, K, Rb, Fluida, Peluang, Peta Buta, Menggambar Peta, membuat kerajinan dari kalender, belajar seni tari, menghafal rasi bintang, menghafal nama latin setiap bagian tulang manusia.
Aku tidak bilang semua itu tidak ada gunanya. Tapi alangkah lebih baik kalau otak anak-anakku yang masih cemerlang dan kinerjanya masih sempurna, tidak terlalu banyak menyimpan ilmu-ilmu yang berceceran (sedikit2 tapi banyak macamnya). Seperti aku. Aku menyukai seni rupa, dan ketika aku berkuliah di Seni Rupa ITB, apa aku masih ingat siapa Rutherford? Apa aku masih ingat rumus usaha yang dibutuhkan untuk 2 katrol? Apakah aku masih ingat bagaimana rumus penurunan DNA antara bunga bakung putih yang kawin dengan bunga bakung merah? Apakah aku masih ingat berapa diameter planet Merkuri? Dan apakah aku ingat rumus turunan dari ax+by=c? (kalau itu sih bahkan ketika SMA pun saya tidak pernah bisa).
TIDAK! jawabannya TIDAK.
aku seperti dibrainwash ketika aku TPB. membuat garis lurus, membuat segitiga, membuat kotak, membuat lingkaran, sama saja seperti aku TK.
Ini sih sama saja seperti aku belajar dari 0!
Kalau tahu akan begini, seharusnya aku tidak perlu repot-repot menghafal rumus sampai aku menangis dan tidak bisa tidur, tidak perlulah aku menanggung malu ketika nilai ulangan Kimia dibagikan, tidak perlu aku mengemis2 bantuan teman-temanku untuk mengerjakan soal Fisika di depan kelas, dan tidak perlu aku repot-repot menyalin teks proklamasi Indonesia sesuai ejaan yang ditulis Sayuti Melik.
Kalau tahu begini, mengapa tidak melanjutkan belajar saja dari TK. TPB dari saat aku TK. Mungkin saat aku SMA aku sudah membuat karya yang hebat. Seandainya waktu 9 tahunku tidak dihabiskan dengan sia-sia. Seandainya waktu 9 tahun itu aku belajar apa yang aku mau. Aku belajar apa yang aku suka. Aku belajar untuk cita-citaku. Mungkin aku sekarang akan lebih hebat.

Tidak tega aku melihat anak-anakku harus mengalami 9 tahun yang bagiku tidak begitu menyenangkan. Tapi setiap orang berbeda-beda pasti. Atau bisa saja anak-anakku ternyata menyukai pelajaran Matematika, Fisika, dan Biologi? Atau ternyata cita-cita Raga adalah menjadi Insinyur dan Magenta ingin menjadi Dokter? Atau bisa saja ternyata mereka membenci pelajaran kesenian seperti membuat kertas daur ulang dan dijadikan frame photo? Bisa saja kan?

Raga sudah menghabiskan sarapannya pagi ini. Tapi Magenta masih menyeruput susu cokelat yang aku buat. Dan aku terdiam. Aku tidak mungkin menghancurkan impian Magenta pagi hari ini yang bersemangat pergi sekolah namun sedikit grogi. Aku juga tidak mungkin membuat Raga merasa percuma telah sekolah selama 5 tahun lebih. Aku tidak mungkin harus menahan mereka pergi ke sekolah karena alasan pribadiku yang sangat sentimentil.

"udah belum ta? cepetan! Ntar upacaranya terlambat loh!"
"Iya kaaak! Tunggu bentar, seragam aku udah rapi belum?"
"ya ampun. terserah deh! lama!"
"Iya,iya! Ini udah kok!"

Aku pun mengantar mereka berdua ke sekolah. Mereka mencium tanganku ketika aku sampai di gerbang sekolah mereka yang cukup tinggi. Raga menggandeng tangan adiknya sambil melenggang masuk ke pekarangan sekolah. Wajah Magenta kembali berbinar ketika melihat gedung sekolah yang bersih dengan taman bunga yang rapi. Bahkan sekarang ia seolah tidak peduli bahwa masih ada aku yang memperhatikannya dari luar gerbang. Kulihat ada gadis kecil dengan seragam yang masih baru, kurasa ia sama dengan Magenta, murid kelas 1 yang baru masuk. Mereka berdua berjabat tangan. Lalu Magenta berbisik pada Raga, aku tidak tahu apa yang ia bicarakan pada kakaknya, tapi sepertinya ia berkata, "udah kak, aku ga usah dianterin sampe kelas, aku sekarang udah ada temen baru..". Pasalnya setelah Magenta bisik-bisik pada Raga, Raga menepuk kepala adiknya, dan meninggalkan Magenta berdua dengan teman barunya.

Aku merasa lega. Mungkin aku hanya terlalu khawatir jika mereka akan merasakan hal yang sama seperti aku. Padahal belum tentu mereka berdua seperti aku.
Kalian punya hidup masing-masing. Dan kalian memiliki keinginan masing-masing. Belajar yang bener yah sayang.. Ibu yakin kalian pasti lebih pintar dari ibu. Kalian mungkin akan menyukai semua pelajaran, dan kalian akan hebat di semua bidang. Amin..

Wednesday, January 13, 2010

my brand new portoblog!

hei akhirnya saya bikin juga! portofolio dalam bentuk blog! visit yaaa!
klik yang bawah ini!
L'ARMOIRE DE DIZA

haha. sok perancis. biarin dong. emang lagi belajar! (terus siapa juga yang ngelarang?) hehe. artinya "lemarinya diza".

mangga dilihat-lihat yah kalau berminat. hehe.

Tuesday, January 12, 2010

It's 2010 baby!

Yey! ini posting pertama saya di 2010. spesialkah? engga juga sih. hehe. yang jelas moto saya di tahun ini adalah. Bijaksana 2010. Naon deui. Entah kenapa saya dan teman2 dekat saya perasaan suka tiba2 jadi bijak. Jadi tiap ada temen saya yang tiba2 ngomong dengan bijak dan wajah meyakinkan saya selalu bilang, "ciiee. bijaksana 2010 nih yee." naon pisan sih. ga jelas. hahaha. (terus saya ketawa sendiri. dan saya yakin kalian ga ketawa sama sekali baca yang satu ini. hehe)
Oiya. kenapa coba baru sempet ngeposting lagi sekarang?
Coba liat postingan yang mayday mayday! Iya. betul. Karena segala pertugasan dan PerUASan. Tapiiiiiiiiiii alhamdulillah sekarang semuanya udah beres euy! AZEK. sekarang tinggal liburan seneng2 sambil deg-degan nungguin IP dikirim ke rumah.
(ITB maunya apa sih IP dan transkrip nilai dikirim ke rumah tanpa sepengetahuan kita tanggal berapa.)
Pernah waktu IP semester 2 kemaren, saya alhamdulillah lagi liburan ke Thai bersama tmn2. Tiba2 pas nyampe Indonesia saya disambut dengan ibu saya yang sambil memegang surat berlambang ITB. OMFG! yang semester ini kan nilainya super kacau balau banget! huaaaaaaaaaahhhh. Tapi dengan tampang lelah dan buru-buru semangat mengeluarkan puluhan oleh2, akhirnya si surat berlambang ITB itu pun terlupakan. HAHAHA.
Oiya, saya rencananya mau bikin blog lagi. Untuk dijadiin semacam portofolio gitu. Jadi hasil2 dan apa2 saja yang sudah saya buat di Kriya tekstil. Biar rada gaya atuh euy. Masa blog saya isinya cuma diary aqqo sehari2 aza gtu loh. ihhh naon pisan sih. rujit.
Tapi saya bingung ngasih nama blognya apa.
Yaudah saya mau mikir dulu ya. Selamat bijaksana 2010 teman2!
Nantikan blog porto saya! (Siapaaaaa juga yang tertarik. haha)