Saturday, December 28, 2013

Nyalain kembang api, dan.. voila!

Tahun 2013 kerasa cepet banget. Dan sebenernya, tahun ini juga tahun yang cukup berarti di sepanjang  fase hidup saya. Tahun ini, mungkin bisa dibilang inilah titik terbawah saya selama hidup di dunia. Anggap roda itu adalah bianglala yang besar. Ketika kita ada di atas, ada di bawah, dimanapun, tetap nikmati. Karena pemandangannya akan berbeda di setiap titik, jangan pernah lewatkan moment di setiap putaran bianglalamu!

Dan tahun 2014 sebentar lagi datang. Banyak harapan, semangat, dan juga hmmm.. ketakutan? bukan sih.. deg-degan aja.. Karena di Tahun 2013, saya berada di titik terbawah biang lala, dan biang lala itu berputar kan? Dari sekarang sebenernya udah mulai kerasa perputarannya menuju titik baru. Saya semangat, deg-degan, excited, dan berharap akan mendapatkan pemandangan yang bagus di titik selanjutnya. Semoga semoga semoga!

Selamat tahun baru 2014!



In the end, it's not going to matter how many breaths you took, but how many moments took your breath away- shing xiong



Monday, December 16, 2013

I'm a Fighter

Yes, I'm a fighter! Saya harus sering-sering menguatkan diri sendiri dengan kata-kata positif dan optimis seperti itu. Dan saya kasih tau ya. Selama ini saya menjadi Fighter, menjadi 'pejuang' untuk diri saya sendiri. Untuk melawan musuh-musuh yang menyerang saya. Seperti... Penyakit.
Ya, penyakit. Mungkin penyakit saya ini akan terlihat cupu bagi kalian. Buat sebagian orang mungkin kaya, "yaelah gitu doang..". Tapi bagi sebagian orang yang lain mungkin pernah menderita hal yang sama dan tahu persi rasanya apa yang akan saya ceritain ini. Penyakit ini mematikan. Percayalah, sangat mematikan. Tapi Alhamdulillah saya masih hidup, masih bernafas, masih bisa nulis blog tengah malem gini. Penyakitnya (untungnya) bukan cancer kok, bukan juga AIDS. Bisa tebak penyakit apa? Dan saya yakin buat beberapa orang yang baca (atau sebagian besar) mungkin akan bilang saya lebay, ketika saya kasih tahu penyakitnya apa.

Stress.

Ya, stress.

Familiar kan? Pernah juga kah?

Tapi asli deh. Jangan pernah meremehkan penyakit ini. Karena tanpa saya sadari, saya ternyata selama ini stress. Saya ga pernah tau kalo saya lagi stress. Dengan baiknya, tubuh saya memberi tahu saya dengan beberapa gejala yang terlihat.

Pertama, bulan Februari saya masuk rumah sakit karena demam tinggi. Tulang-tulang saya linu. Gusi saya mudah terluka dan berdarah. Dan dokter ga bisa ngasih tau saya sakit apa. Mungkin hanya virus. Karena hasil test darah saya bagus. Dokter sempat berhipotesa jangan-jangan saya ini terkena Lupus. Dan tahukah, dokter mengatakan hal itu, di hari saya boleh pulang dari rumah sakit. Dan selama saya pulang ke rumah, saya sering menangis karena ketakutan saya akan lupus.

Kedua, suatu hari di bulan April. Hari itu saya ke salon untuk potong rambut. Untuk rapihin aja sih. Waktu di salon, seperti biasa dikeramas, dan ketika mau potong rambut, ditanya kan sama mbaknya, "Mau potong gimana?". Terus saya jelasin aja kan. Gini gini gini. Mulailah dia potong rambut saya. Tapi ada yang aneh. Berkali-kali dia bilang, "Mbak, saya ga banyak tipisin rambutnya ya. Saya tipisin bawahnya aja ya." Berkali-kali juga saya bilang iya-iya. Siapa juga yang mau ditipisin rambutnya nyampe atas coba. Setelah potong dia bilang, "Mbak, belahannya gini aja.. Supaya ini ya... Emm.. Ya potongannya gini kan ya, sengaja ga banyak sy potong mbak supaya tebel ya.. soalnya kalo banyak kan yah,...." tapi dia ngomong sembari awkward. Sampe mikir, "kenapa sih? orang aku puas kok sama potongannya. Tapi kok kaya ada dosa gitu sih dia, kaya ngerasa salah potong.." Saya santai aja sih, karena puas sama hasilnya.
Beberapa hari dari itu, saya lagi nyisir rambut.. Tiba-tiba betapa terkejutnya. Ada pitak di kepala saya. sebesar cap jari telunjuk. Rasanya mau nangis. Kenapa muncul pitak tiba-tiba. Bukan dari salah potong atau apapun. Pitaknya botak licin. Ga berambut. Saya langsung telepon Ibu saya. Ibu saya suruh saya cepet-cepet ke dokter kulit. Setelah saya ke dokter kulit, ternyata diketahui saya terkena Alopecia Areata. Yang disebabkan rusaknya hormon adrenaline saya. Hormon itu bisa rusak karena faktor usia atau stress. Faktor usia itu ga mungkin mengingat saya masih 23 tahun. Berarti itu karena saya stress. Stress dibagi menjadi dua, stress mental dan stress fisik (olah raga berlebih, kegiatan fisik berlebih). Dokter saya nanya, "Kamu stress apa? Kegiatan kamu apa aja?"
Saya jawab, "Senin-Sabtu saya kerja di kantor. Pulangnya, seminggu dua kali saya fitness dengan personal trainer selama 2 jam." Dia tanya lagi, "Diza, coba jelasin keluarga dan pekerjaan kamu. Saya jawab, "Orang tua saya tinggal di Thailand udah 2 tahun lebih. Kakak saya udah menikah, dan tinggal di Balikpapan. Tapi saya tidak pernah ada masalah dengan orang tua ataupun kakak saya. Saya merasa kasih sayang yang saya dapat selalu tercukupi. Tidak pernah kurang. Karena tiap hari saya komunikasi sama meraka, lewat chatting atau video call."
"Pekerjaan saya, menurut saya tidak menantang. Cenderung membosankan. Tidak membuat saya stress. Tapi, jalanan yang super jauh dan macet yang bikin saya ga betah. Tapi pekerjaan saya tidak banyak tekanan. Berjalan baik-baik aja. Tidak pernah lembur. Masalah gaji juga, yaa relatif. Karena kebutuhan saya juga ga banyak."
Terus dokter itu tanya lagi,
"Kamu punya pacar?"
saya jawab, "Ngga, saya baru putus dok."
"Kapan kamu putus?"
"Bulan April" (P.S saya ke dokter kulit pertama di bulan April. Tapi saya ganti dokter, karena dokter pertama tidak memberi solusi. Jadi saya ke dokter kedua sekitar di bulan Juli. Ini percakapan dengan dokter kedua yaa :D)
"Hmmm. Putus itu menurut kamu keputusan yang benar atau salah?"
"Benar"
"Kalau itu benar, harusnya kamu feel better setelah putus. Do you feel better now?"
"Yes, much better."
"Good, so it's a good decision for you. I think you have a lovely family. And about your job? You can leave it if you don't enjoy it. Oke. Sekarang saya paham. Rambut rontok sampai pitak seperti ini tidak mungkin butuh waktu satu atau dua minggu. Ini pasti bertahap. Berbulan-bulan. Bisa 3 atau 5 bulan atau lebih lama lagi sampai akhirnya ada pitak seperti ini. Stress yang kamu alami bisa jadi sudah bertahun-tahun. Sampai akhirnya tubuh kamu udah ga kuat lagi. That's why kamu sampe sakit bulan Februari. Itu kamu drop. Dan efek-efek lainnya baru kelihatan dari rambut. Tenang, kamu pasti sembuh. Percaya sama Tuhan dan diri kamu sendiri. Manusia mengatur dirinya sendiri secara sadar itu hanya 20%. 80% nya lagi? Tetap kamu yang mengontrol tetapi secara tidak sadar. Ketika kamu stress, pikiran kamu kacau, secara tidak sadar kamu perintahkan diri kamu untuk sakit. Dan 80% diri kamu terkontrol seperti itu. Kamu harus banyak menanamkan sugesti positif pada diri kamu. Sehingga 80% diri kamu juga akan mengontrol diri kamu untuk sehat."

Dan saya lemas. Bahkan saya menangis di ruangan dokter itu. Saya merasa baru menemukan titik cerah  kembali di hidup saya. Biarpun titik itu masih sangat jauh. Tapi pada akhirnya saya melihat cahaya setelah sekian lama. Dokter bilang saya harus meminum 2 macam obat herbal untuk menjaga hormon saya agar stabil yang diminum 2x1 hari nonstop selama 4 bulan. Dan suntik di kepala 2 minggu 1 x selama 3 bulan. Juga laser sebulan sekali sampai semua area tumbuh rambut. Saya tidak keberatan. Saya justru semangat untuk sembuh.

Bisa dibilang, dokter tersebut menjadi orang yang paling berpengaruh pada proses saya menjadi seorang Fighter. Setiap kali saya check up, selalu ada peningkatan. Dia selalu memotivasi saya. Memberi saya pencerahan. Menyemangati saya. Rambut saya mulai tumbuh rambut-rabut baru yang sangat tipis dan halus. Lama-lama rambut-rambut itu menggemuk batangnya. Dan perlahan tertutupi area pitak sedikit demi sedikit. Sampai sekarang, pitak saya masih ada. tapi sudah tertutupi dengan rambut halus dan rambut gemuk sebagian :)

Ketiga, pada bulan Agustus. Kedua kalinya di tahun 2013 dan kedua kalinya juga selama hidup saya, saya kembali di opname di rumah sakit. Dengan gejala sakit panas tinggi. Tanpa rasa sakit di tulang. Hanya pusing dan panas tinggi. Saya dipegang oleh seorang dokter rekomendasi teman kantor saya. Dia bilang dokter ini tidak sama seperti dokter pertama saya yang dengan kejamnya memberi saya mimpi buruk. Dia bilang dokter ini sangat teliti dalam menganalisis, bahkan hasil test darah biasanya dia uji tidak hanya di satu lab. Bahkan bisa dia kirim ke laboratorium Malaysia untuk menyamakan hasilnya. Lagi-lagi hasil test darah saya bagus. Oh, trombositnya turun sih. Tapi tetap tidak ditemukan virus DBD. Dan trombosit juga kembali normal setelah satu minggu. Dokter itu tidak memberi saya obat. Hanya memberi vitamin. Dan cairan infus, dan menyarankan saya banyak minum.
Lalu dia bilang, "Saya ga kasih kamu obat, karena kamu itu tidak sakit. Ini cuma virus masuk di saat imun kamu lagi jelek. Virusnya bakal keluar kok kalau kamu banyak minum."
Dan beliau tahu tentang record  saya.
Saya bilang, "Saya ga lupus dok?"
Dia jawab, "Ngga. Kamu ngga lupus. Mulai sekarang hapus pikiran negatif kamu ya. Kamu sakit karena pikiran kamu sendiri yang menyuruh kamu untuk sakit. Kamu harus percaya dong, kalau kamu itu sehat."

........... Kenapa semuanya berkaitan... Berarti bener semua drama penyakit saya selama ini hanya berawal dari stress.

Pada akhirnya saya kembali ke dokter kulit saya, dan saya bilang kalo saya masuk rumah sakit lagi. Dia bilang, imun saya memang belum membaik sepenuhnya. Tapi semuanya itu proses. Dan sembuh dari stress juga membutuhkan proses. Mengganti command di alam bawah sadar saya juga membutuhkan proses. Tidak segampang berbicara secara sadar.

Setelah berbulan-bulan saya berjuang (masih sampai saat ini) saya malah mensyukuri semua yang terjadi. Kalau saya ga dikasih sakit panas, ga dikasih rambut rontok, mau sampai kapan saya tidak menyadari kalau saya stress? Masih untuk stress nya mengakibatkan penyakit yang nampak. Gimana kalau tiba-tiba akibatnya itu ga keliatan kaya nyerang organ dalem yang baru kerasa beberapa tahun yang akan datang? Dan dengan kesadaran bahwa ternyata selama ini saya stress. Saya jadi belajar dan banyak cari tahu tentang menanganin stress. How to be happy and blessed? Saya juga banyak introspeksi diri, mengenal dan menyayangi diri saya sendiri. Dan sampai saat ini perjalanan menuju my own happiness masih berlanjut. Maka dari itu saya akan membuat A Happiness Project. Yang bisa berupa apa saja. Asal hal-hal tersebut mampu memberikan banyak energi dan hal positif untuk diri saya juga sekitar. Jadiii mohon doanya yaa semoga Happiness Project saya ini berjalan dengan lancar :)

Intinya, coba deh dalam satu minggu, kita selalu evaluasi, self-check. Jangan lupa makan makanan sehat, rajin olah raga, dan tentunya rajin ibadah. Jangan malu kalau ternyata diri kita butuh pertolongan. Banyak psikolog dan psikiater, atau kalau mahal, banyak buku-buku self-help. Atau kalau masih mahal juga, bisa cerita ke orang tua, kalau kagok ya cerita sama sahabat, kalau ga punya sahabat, tenang, selalu ada Tuhan yang tidak pernah tidur :) Money CAN buy happiness (such as shoes, ice cream, or travelling) but still CAN'T buy TIME. But you need time to buy shoes, ice cream, and go travel the world. Perlu diinget, masalah itu relatif. Bagi kamu kecil bisa aja buat yang lain itu besar. Kita ga pernah tau. Sama halnya kaya kalau kamu ilang uang Rp 20.000 mungkin cuma kesel beberapa jam. Setelah itu biasa aja. Tapi kalau yang kehilangan uang itu adalah seorang Bapak-bapak tidak mampu yang punya seorang istri dan 5 orang anaknya yang kelaparan di rumah, kira-kira itu menjadi sebuah bencana bagi mereka. Begitu juga dengan masalah saya. Ada masalah yang tidak bisa saya ceritakan (dan untuk apa juga diceritain di blog? hahaha) yang bagi saya ternyata berdampak sangat besar dan mengubah hidup saya. Mungkin bagi kalian hanya masalah sepele dan saya terlalu manja untuk bercerita seperti ini.

Bagaimana pun, semoga berguna bagi yang membaca. Saya doakan kalian sehat selalu :)

Sunday, December 8, 2013

Mati Suri

2.40 AM
Di atas kasur. Di kamar ibu. Tidur di kasur bawah soalnya di kasur atas ada Ibu, Teh Dian, dan Afia.

Bingung? Pasti bingung.

Kasian blog ini sudah lama ditinggal. Tiba-tiba saya baru keinget kalo ternyata punya blog ini. Bahkan udah lupa passwordnya. Tapi bisa reset password sih pada akhirnya. Walaupun termasuk beruntung karena masih inget password email jaman dulu.

Kasian blog ini pasti bingung. Siapa Afia? Kenapa dia tidur sama Ibu dan Teh Dian?

Iya, selama itulah blog ini udah ga keurus. Bahkan sampe2 si Aa udah nikah sama Teh Dian dan udah punya anak pula unur 3 bulan yang diberi nama Afia.

Tapi setelah nemuin lagi blog ini, saya baca-baca postingannya dari jaman dulu. Yaampun pengen ketawa. Hahahahahahahha. Kenapa saya suka ngepost2 yang sedih-sedih gitu ya? Tapi jaman dulu postingannya kadang ada yang bermutu sih. Dan kayanya saya rada optimist gitu dulu orangnya.

Banyak yang terjadi selama blog ini ga pernah update. (Yaiyalah) kalau direkap big moment dari terakhir posting sampai hari ini adalah:

1. Aku punya keponakan pertama namanya Afia Danishwara
2. Aku udah lulus dari ITB
3. Aku udah sempet kerja jadi desainer baju bayi selama 8 bulan
4. Aku putus beneran sama pacar yang udah 5 tagub itu
5. Aku udah pernah nyobain nyetir di jalan tol
6. Aku masuk rumah sakit 2x di RS Advent gegara sakit yang ga jelas (jelas deng....)
7. Aku terserang stress berat yang mengakibatkan penyakit muncul (lihat no. 6)
8. Sahabat aku Lida menikah tanggal 7 Desember 2013

Udah. Gitu aja.

Garing ya?

Iya sih. Saya sadar. Hidup saya kok gini-gini aja ya. Malah cenderung menurun dari jaman dulu.
Kayanya jaman dulu tuh saya orang yang ekspresif, percaya diri, optimis. Sekarang..... Ahh sudahlah nanti saya stress lagi. Hahahahha.

Orang bilang mungkin inilah quarter life crisis. Quarter? Seperempat maksudnya? Apakah umur kita sampai 100 tahun? Kayanya ngga kan? Bisa jadi umurku ga panjang. Atau sepanjang-panjangnya juga ga sampai 100 tahun. Jadi apakah saya mau berlarut-larut dalam 'crisis' ini? Seremnm!! Gamau gamau gamau! Hambur umur banget kalau harus stress terus.

Maka dari itu saya sekarang mau mulai nulis lagi. Untuk menjadi terapi buat diri sendiri. Supaya bisa mengevaluasi diri. Dan, supaya blog ini rame lagi (dulu blog ini sempet rame jaman SMA kayanya) saya juga bakal nulis yang rame-rame. Tapi berarti hidup saya juga mesti rame dong? Iya! Oke, saya juga gamau postingan saya besok-besok jadi postingan yang garing.

Happiness project starts now!