Friday, September 25, 2009

Siapa Diza?

Siapa Diza?
Sahabat terdekatku bertanya.
Aku berpikir sejenak lalu aku menjawab, "Aku temanmu, yang setiap hari memakai rok. Yang selalu bingung ingin beli apa. Yang selalu mencarimu di saat aku senang dan menangis. Yang suka meneleponmu minta kamu datang ke rumah hanya untuk mendengar aku cerita. Yang suka mentraktirmu kalau aku punya uang. Yang mendengarkan kamu cerita tapi selalu bingung memberi solusi. Yang hanya bisa mendengar namun tidak bisa merespon dengan baik. Yang bisa ikut menangis melihat kamu menangis. Entah itu menangis sedih ataupun haru.

Siapa Diza?
Ayah, Ibu, dan Kakakku bertanya.
Aku sedikit kesal kenapa mereka harus bertanya hal ini. Bukankah aku sedarah dengan mereka? Aku anak paling kecil di rumah. Yang selalu ingin menjadi pusat perhatian. Anak kecil yang mengagumi Ayah, Ibu, dan Kakaknya. Yang kadang2 sirik dengan kakaknya karena merasa dia jauh lebih hebat. Yang suka iba2 memeluk ibunya dan menciumnya tak henti2. Yang suka mengendus2 di balik pundak ayahnya, karena dia suka wangi parfumnya. Yang pundungan kalau tidak diajak pergi. Yang sok cuek dan "saya baik2 aja dan tidak perlu diketahui" kalau ditanya tentang percintaan. Yang tidak pintar mengekspresikan rasa sayang, cinta, dan peduli terhadap mereka.

Siapa Diza?
Pacarku bertanya
Aku langsung menjawab. Aku ini perempuan yang selalu menghubungimu. Yang tidak pernah ingin ketinggalan kabar darimu. Yang suka "melemahkan" diri karena aku ingin kamu "menguatkanku". Yang selalu ingin tahu apapun tentang kamu. Yang pernah membuatmu bahagia sampai langit ke 7, tapi pernah juga menjatuhkanmu dari situ. Yang selalu tersenyum saat bersamamu. Yang selalu ingin memelukmu. Yang selalu minta kata2 sebelum tidur agar aku bisa tidur. Yang suka manja kadang-kadang berlebihan. Yang sering mencarimu. Yang selalu mengekspresikan rasa sayangnya. Yang selalu berharap suatu saat akan menikah. Yang takut kehilanganmu.

Siapa Diza?
Tuhanku bertanya
Aku makhluk ciptaan-Mu yang disebut manusia. Yang sering meninggalkan shalat. Yang selalu menangis di sujudnya saat aku tersadar betapa lancangnya aku. Yang melakukan kesalahan yang sama berkali-kali. Yang memohon maaf padamu atas kesalahan yang sama berkali-kali. Yang jauh darimu, bahkan kadang aku merasa malu untuk mendekatimu karena kadang aku merasa bahwa aku sudah terlalu lancang kepadaMu. Yang setelah itu aku memohon maaf padaMu, MenyembahMu sebisanya aku khusyuk. Yang selalu menangis ketika mengingatMu. Yang selalu takut mendengar NamaMu karena keagunganMu. Yang takut akan nerakaMu dan mendamba surgaMu. Yang selalu merasa bersalah di hadapanMu. Yang ingin memelukMu dan merasakan cintaMu.

Siapa Diza?
Aku terdiam. Aku menatap orang yang bertanya padaku.
Ternyata orang itu adalah aku sendiri.
Lalu aku tetap terdiam. Dan aku tak bisa menjawab.

No comments:

Post a Comment