Saturday, January 4, 2014

Sebuah Kesiapan

Tahun 2013 kemarin tepatnya bulan Desember, sahabat saya yaitu Lida, menikah. Gilaaaa! Rasanya gila! Kaya suatu hal yang bener-bener amazing sampe bikin ga percaya. Saya sama Lida bisa dibilang tumbuh bareng dari SD. Udah puluhan malem kita lewatin buat nginep2an yang isinya curhat atau "makeover" atau juga masak-masakan. Udah berapa ribu jam yang kita abisin buat cerita ini itu dan berandai-andai bareng. Dan entah udah berapa juta milyar detik yang kita abisin buat ketawa ketiwi. Dan, Lida, si bocah ingusan yang aku kenal itu, dia menikah. Amazing. Dia sekarang seorang Istri. Sebuah status baru yang tanggung jawabnya luar biasa besar. Wow. Dan gue harus bilang Wow.
.......
Anyway, saya salut banget sama sahabat saya ini. Di umur yang terhitung muda (muda buat ibu-ibu mah), dia yakin dan berani mengambil sebuah langkah penting dalam kehidupan manusia di dunia. Congrats Da! I'm proud of you!
Bicara tentang menikah, hmmm.. Sudah pasti saya juga ingin menikah. Di waktu yang tepat dan orang yang tepat. Tapi yang jelas mungkin tidak saat ini. Atau belum. Atau akan. Atau tidak tahu juga.
Rasanya saya belum mampu menyandang status sebagai seorang istri, atau bahkan saat ini sebagai seorang pacar. Rasanya belum siap untuk berbagi waktu dan jam main saya untuk pasangan. Berbagi memikul beban dan pikiran, berbagi susah dan senang, berbagi makanan dalam piring, ya berbagi apapun. Sekarang saya masih menikmati menjadi Diza si pelit. Yang masih egois ingin menikmati waktuku sepuas-puasnya. Dan memiliki diri sendiri seutuhnya. Mendapatkan pengalaman-pengalaman yang saya cari sendiri. Juga petualangan yang masih ingin saya arungi sendiri. Yang tidak perlu mempertimbangkan orang lain kecuali diri sendiri. Egois memang. Tapi semua itu pilihan. Dan saat ini bagi saya ini adalah pilihan yang tepat. Aamiin. 
Mungkin kesiapan untuk pacaran dan menikah akan datang ketika saya bertemu "the one".
Lagi-lagi konsep jodoh itu absurd. Dari dulu saya ga pernah punya ideal type. Atau jatuh cinta karena sesuatu yang bisa dijelaskan. Saya selalu jatuh cinta karena tanda-tanda dari semesta. Signs from universe. Mengandalkan kemampuan lahiriah manusia yaitu kepekaan menangkap sinyal-sinyal dari alam. Dan tidak semua orang percaya atau mengerti apa yang saya maksud. Tapi, "the one" saya yang masih nyangkut entah dimana, pasti mengerti. :)

No comments:

Post a Comment