Thursday, March 12, 2015

Saya dan sosial media

Maafkan sudah menelantarkan blog ini begitu lamaaaa! (kayanya udah nulis ini berpuluh-puluh kali deh.....) Padahal sebenernya saya ada waktu sih untuk nulis. Tapi tapi tapi, pas buka laptop larinya malah ke Facebook, pinterest, youtube, dan buka berita-berita, artikel-artikel ga penting, dan gossip-gossip terhangat......... Padahal udah download juga aplikasi blogspot di HP. Tapi kalau megang HP, malah buka path, line, whatsapp, instagram... Yah... begitulah.... Nyatanya sosial media lebih sering saya buka dibanding blog ini.... :( maafin.

Omong-omong soal sosial media. Beberapa waktu yang lalu, saya agak bermasalah dengan sosial media. Tampaknya sosial media itu seperti pedang bermata dua bagi saya. Kaya misalnya, saya kan sekarang tinggal di Bangkok, jauh dari sahabat-sahabat, kawan-kawan, pacar, dan keluarga. Walaupun disini juga banyak temen-temen sihhhh, tapi kadang kucapek ngomong Bahasa Inggris mulu soalnya tiap ngomong harus mikir. Tiap dengerin, mikir lagi. Iya maaf da Bahasa Inggris aku emang jelek. Hahahaha. Jadi kalo kesepian, selain suka jalan-jalan sendirian, muter-muter kota, menyulam (oh ini hobby baru saya! tetep ya anaknya udah crafty banget), baca buku (jiga nu bener weh), tidur-tiduran, maka pelarian selanjutnya dari kesepian itu adalah: sosial media. Dimana saya bisa bertemu teman-teman saya yang jauh, melihat aktivitas mereka sehari-hari, liat postingan makanan yang selalu bikin pengen balik ke Indo, dan lain sebagainya. Menyenangkan. Kadang rasa kesepian itu memang berkurang. Tapi dibalik itu semua, kadang selalu saja ada yang menusuk. Ngga, temen-temen saya Alhamdulillah ga ada yang jahat ngomongin saya terang-terangan di sosmed kok, atau membully. Tapi yang menusuk itu adalah........ kehidupan orang lain yang terpampang di sosmed. Like, why their life is perfect? Si ini enak banget yah... Si itu hebat ih gaweannya udah begini... Si eta karyanya makin bagus aja.... Woh si ini mau nikah dong.... Dan si itu punya anak..... Sementara si ini asik banget jalan-jalan mulu.... Si itu tiap posting banyak banget yang respon kasih "love" atau emotikon lainnya...... Dan. Lain. Sebagainya. Wa. Pusing. Nget.

Alhasil, buka sosmed, kadang bikin anxiety kambuh. Bikin stress sendiri. Bikin insecure. Bikin depresi. Maaf ya terlihat lebay. But yeah, it happened to me :) Ujung-ujungnya jadi suka mempertanyakan sendiri, what have I done in my whole life? I don't have any job. I haven't married yet. I don't have my OWN money. I haven't achieve anything. Do my parents proud of me? Do my successful friend still want to be friend with me? Why people seems so happy with their lives?? And. I'm. Not.

WHY?

Sampai pada akhirnya, pikiran-pikiran itu bercabang dan menyedot saya ke lubang nestapa. Seolah-olah, ga ada kesempatan lagi deh untuk saya. Dan semuanya gelap. Ga punya harapan juga motivasi. Maaf ya kalau ini terdengar emo. Dan lebay. Tapi, yang pernah mengalami pasti ngerti sih. Lalu saya pun berbagi keluh kesah hal ini dengan pacar dan teman-teman saya. Point pentingnya seperti ini:

"Namanya juga dunia maya. Maya. Ngga nyata. Darimana kamu tau hidup mereka sebenarnya seperti apa. Yah bersyukur aja sama hidup kita sendiri. Yang masih diberi keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan keamanan." Begitu kata Bung Aulia Fadil.

"Sosial media itu bagus sih buat self-branding. Sisanya sih, ya gitu-gitu aja." Dan ini kata Riar.

Dan keduanya berkata, "Makanya gausah cek sosial media sering-sering..."

Yang mana itu adalah hal yang cukup sulit, karena nampaknya saya agak addicted sama sosial media apapun. Walau ga selalu aktif ngepost, tapi selalu ngecek, scrolling, "like", scrolling, "love", scrolling, scrolling, terus aja gitu.

Tapi setelah itu saya jadi beranggapan. Ok. Sosial media itu di dunia maya. Maya loh ya, ga nyata. Dan gunanya bagus buat self-branding. Kesimpulan yang saya dapat, orang-orang juga PASTI cuma ngeshare apa yang ingin mereka share. Biar apa? Ya biar orang lain tau. Kenapa orang lain harus tau? Nah ini alasannya macem-macem. Admit it, sometimes we just want to show off (ok, you can call it "share"). Either it's useful or not. Important or not. Sometimes we want to impress others (right?). Or, you just need some attention (Have you ever waiting for notification from your socmed account? Or even count how many likes or loves you get? Or how many comments? Chill, you're not alone. I have.) It doesn't mean people faking it. They just share a little part of it, and keep the rest of it. We never know, behind hundreds 'love' they got, they struggle for something really hard. When your friends share happy moment, deep down inside, they're crying. Really. We never know. At least now you know. If you saw my timeline in social media, or my post, you can envy me, I won't blame you. But let me tell you. It's useless. Because I only show you, what I want to show. I didn't tell you about my whole story or activity. I only want to impress you. I need "likes" and "loves". I want you to see me the way I want it, not the way I am. I want you to know about how happy I am. But I rarely tell you when I feel really terrible. Once again. I'm not faking it. Never. But, I only show what I want to show. And maybe, in social media, I only show 1% of my life. Don't get fooled.

(Maaf ini latian nulis Bahasa Inggris judulnya......... LOL)

Jadi sekarang kalau sirik-sirik liat postingan orang lain, atau banding2in hidup kita sama mereka, inget aja lagi hal di atas ini. Saya harap sih, ini cuma saya doang yang suka kepikiran sampe bercabang kaya gini (tapi sekarang udah ngga loh!). Dan tentunya sangat mensyukuri hidup saya yang sekarang ini. Gapapa belum punya kerjaan, Alhamdulillah masih bisa hidup nyaman biarpun biaya masih dari orang tua. Alhamdulillah orang tua masih mau mendanai. Alhamdulillah yang saya kerjakan pun positif dan pastinya akan berguna nantinya. Alhamdulillah punya teman-teman yang baik dan tentunya pacar yang baik. Alhamdulillah masih diberi kesehatan, keselamatan, kenyamanan, dan keamanan. Alhamdulillah masih bisa berkarya dan terus belajar.

Yah begitulah. Tapi saya yakin kalian pastinya lebih bijaksana memakai social media! :)

No comments:

Post a Comment