Tuesday, August 24, 2010

Jatuh

Jatuh. Saat kita kecil, kita pasti seringkali terjatuh.  Mungkin karena saat itu kita belum terlalu seimbang? Entah jatuh dari sepeda, jatuh karena lari2an terlalu heboh, atau karena saat itu kita sedang belajar berjalan :)
Hei dan sekarang saya sudah bisa berjalan dengan lancar!
Sekarang saya tahu betul bagaimana cara melangkah dan mengatur keseimbangan pada kedua kaki saya!
Sayangnya perjalanan saya sekarang tidak semudah dulu. Ketika saya jatuh, menangis, dan Ibu akan segera membersihkan dan mengobati lukaku. Sakit sih, tapi semuanya tampak nyata. Luka itu akan mengering keesokan harinya sembari kututupi dengan plester warna warni. Beberapa hari kemudian, voila! Nyatanya lukaku sudah kering dan mengelupas. Rasa sakit itu sudah tidak terasa, dan tidak membuatku trauma untuk berhenti berlari dan bermain.
Tapi itu 10-17 tahun yang lalu mungkin. Di saat pipi saya masih gembil. (Lah emang sekarang nggak gembil? hahaha)
Lain halnya ketika saya sudah sebesar sekarang.
Kata jatuh sudah tidak sesederhana itu.
Mungkin karena kali ini persoalannya adalah jatuh cinta?
Oh, ya.. mungkin..
Jatuh cinta ternyata hal yang menyenangkan
Sangat menyenangkan
tapi jatuh tetaplah jatuh. Tidak ada jatuh yang tidak sakit. Bukan jatuh namanya jika tidak sakit.
Orang sudah tau jatuh itu sakit. Orang tahu pasti jatuh itu sakit bahkan dari mereka masih kecil.
Tetapi mengapa orang tetap merasakan apa itu jatuh cinta
Mungkin ada yang kapok jatuh cinta.
Tapi setahu saya itu judul sinetron FTV.
Ada sih, orang yang bilang kapok jatuh cinta. Eh ujung2nya jatuh cinta juga.
Tapi rasa sakit ini yang membuat saya takut. Saya takut jatuh cinta. Bukan kapok. Tapi saya hanya takut.
Ternyata sakitnya tidak semudah diobati pakai betadine. Dan lukanya tidak cepat sembuh dalam hitungan hari. Dan rasa sakitnya ga bisa dilihat secara nyata sehingga bingung harus ngobatinnya gimana.
Saya tidak bilang kalau saya tidak mau jatuh cinta.
Saya cuma takut.
Jatuh itu sakit.
Sakit sesakit ini.
Siapa yang akan menolongmu? Ibumu?
Saya rasa tidak.
Jatuh yang satu ini ya sakitnya harus ditanggung sendiri. Disembuhin sendiri. Walaupun bisa sih dibantu orang. Cuma tetep, kuncinya ada diri kita sendiri.
Saya kini sedang jatuh. Gara2 si jatuh cinta itu. Jatuhnya ya sakitlah. Mana bingung mesti diplesterin dimana.
Saya mungkin butuh waktu untuk merawat diri saya sendiri.
Nanti ada saatnya, saya akan jatuh cinta lagi. Tapi tidak sekarang. Karena saya takut. takut sekali.

No comments:

Post a Comment